Radjiman Wedyodiningrat
Dokter dan tokoh pergerakan
Indonesia yang berperan penting pada masa awal kelahiran Republik
Indonesia. Pada akhir Mei 1945, dengan terbentuknya Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atas inisiatif Jepang, ia menjadi ketuanya.
Lahir di Yogyakarta tanggal 21 April 1876, putera Ki Sutodrono, ibunya
seorang keturunan Gorontalo. Setamat ELS tahun 1893 ia melanjutkan
pendidikan dalam bidang kedokteran sampai mencapai gelar "dokter Jawa"
(1898). Setelah itu, ia mengabdi sebagai dokter di Banyumas Purworejo,
dan Semarang. Belum puas dengan gelar dokter Jawa, ia melanjutkan ke
STOVIA di Jakarta sampai meraih gelar Indisch Art (dokter pribumi) tahun
1904. Setelah bekerja di Lawang, Jawa Timur, pada tahun 1906 ia
melanjutkan ke Sekolah Dokter Tinggi, Amsterdam, sampai meraih gelar
Arts (dokter) tahun 1910. Dengan keberhasilan ini, ia mencapai kedudukan
yang sejajar dengan para dokter bangsa Belanda.
Ia termasuk salah seorang tokoh
pergerakan yang utama dan anggota Boedi Oetome sejak berdirinya
organisasi itu (1908) dan tetap menjadi anggotanya setelah berubah
menjadi Partai Indonesia Raya (akhir 1935). Pada tahun 1918 ia menjadi
salah seorang anggota pertama Volksraad (Dewan Rakyat) bentukan
pemerintah Hindia Belanda dan duduk selama beberapa periode hingga tahun
1931. Pada masa kemunculan berbagai studie club pada tahun 1925-an,
sebagai anggota salah satu perkumpulan itu, ia memimpin penerbitan
majalah tengah bulanan Timbul (1926-1930). Di majalah ini ia banyak
menulis, terutama mengenai kesenian Jawa dan Kawruh Jawa.
Pada zaman pendudukan Jepang ia duduk
sebagai anggota Syu Sangi-Kai (Dewan Pertimbangan Daerah) Madiun dan
kemudian ditarik ke pusat menjadi anggota Chua Sangi-Kai (Dewan
Pertimbangan Pusat) dengan sebutan Gi-in atau anggota (1943). Setelah
Poetera (poesat Tenaga Rakjat) terbentuk, ia pun duduk dalam Majelis
Pertimbangan. Situasi di tanah air berkembang cepat. Setelah terdesak
dalam medan pertempuran di pasifik, Jepang membentuk Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKl) di Jawa pada akhir
Mei 1945 dan menunjuk Dr.Radjiman sebagai ketuanya. Beberapa waktu
kemudian dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan atau Dokuritsu Zyunbi Inkai dengan Ketua Ir.Soekarno dan wakil Drs.Mohammad Hatta, sedangkan Dr.Radjiman duduk sebagai salah seorang anggota.
Pada awal kemerdekaan, ia menjadi
anggota KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) dan kemudian anggota
Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia. Dalam perkembangannya,
seluruh badan perwakilan, baik yang didirikan RI maupun Belanda digabung
dalam DPR-RI. Sebagai anggota tertua, mendapat kehormatan memimpin
rapat pertama lembaga itu. Pada tahun 1950-1952 menjadi anggota DPR di
Jakarta. Walaupun telah berusia lanjut, pikirannya masih jernih sehingga
diangkat sebagai Sesepuh. Akhirnya pada tanggal 20 September
1952 Radjiman wafat di Walikukum, Ngawi Jawa Timur. Jenazahnya
dimakamkan di Desa Mlati, Sleman Yogyakarta, berdekatan dengan makam
Dr.Wahidin Sudiro Husodo yang telah membesarkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar