|
||||||||
NAMA : Agung
Putra Buana (02)
Erdin
Firmana (12)
Mahendra
Eka A. (21)
Raka
Yuswanda (28)
Kelas X-1
I
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PATI
SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI 2 PATI
Nama
: Kelompok 4
Sekolah/Kelas : SMA N 2 Pati/X-1
Judul Penelitian : Tradisi Meron di Sukolilo
Telah diadakan oleh siswa dan
didampingi guru pembimbing pada tanggal:
02 Januari 2013
Selanjutnya dapat memenuhi tugas
sejarah semester genap tahun ajaran 2012/2013
Pati, 02 Januari 2013
Mengetahui,
Kepala
SMA N 2 PATI Guru
Pengajar
DRA.SUTOWO,M.Pd. Dra.
Sri Andayani
NIP.196003071986031011 NIP.
1968061719970220003
II
MOTTO
1. Tidak ada pekerjaan yang berat karena seberat – berat
pekerjaan akan tersa ringan bila tidak dikerjakan
2. Prestasi
bukanlah suatu kebetulan dan impian tidak akan pernah menjadi kenyataan tanpa
kerja keras.
3. Tak
ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses
itu dapat karena keteguhan dan kesetiaan dalam bekerja keras dan mau belajar
dari kegagalan.
4. Kesuksesan
adalah ketekunan yang kita kerjakan berulang kali. Dengan demikian, kecemerlangan bukan tindakan tetapi
kebiasaan yang didasari dengan ketelitian dan kesabaran.
5. Berusahalah
dengan ikhlas tanpa memikirkan balasan semata-mata,karena semakin tinggi
keikhlasan di dalam diri semakin tinggilah balasan baik yang akan diperoleh
dalam keadaan sadar atau tidak.
6. Tiada
kata terlambat untuk belajar.
7. Tuntutlah
ilmu walau sampai negeri Cina karena menuntut ilmu adalah wajib.
8. Sedetik
berhenti sejuta ilmu hilang.
9. Selalu
berdoalah untuk keselamatan dan keberhasilan.
10. Kemauan
dan kesabaran adalah modal utama untuk meraih sukses.
11. Jangan
takut dengan gagalnya meraih visi, kegagalan
meraih visi sebenarnya bukan suatu kegagalan tetapi merupakan keberhasilan yang
anda tempuh meski tidak sepenuhnya.
12. Kebahagiaan
itu datang setelah kita menerima ketidak kebahagiaan itu sendiri.
13. Berhasil
sukses meraih cita-cita tidak lepas dari kerja keras yang tekun, teliti dan ulet.
III
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini penulis persembahkan kepada:
1)
Ayah dan Ibu tercinta.
2)
Bapak Kepala SMA N 2 Pati.
3)
Ibu
Sri Andayani selaku guru sejarah.
4)
Ibu
Dwi Sihati,S.Pd. selaku wali kelas X-1.
5)
Bapak/Ibu guru serta karyawan karyawati SMA N 2 Pati.
6)
Sahabat-sahabatku.
7)
Kakak-kakakku
tersayang.
8) Seseorang
yang telah memberikan motivasi bagiku.
9)
Para pembaca yang budiman.
IV
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufik,
Hidayat, dan Inayahnya, sehingga selesailah laporan karya tulis ini dengan
tepat waktu.
Sholawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW semoga kita menjadi umat yang mendapat
syafaatnya, Amin.
Penulis menyadari, karya ini tidak
akan selesai tanpa bantuan pihak-pihak yang telah membantu .Oleh karena
itu,penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Bapak Drs.Sutowo,M.Pd. selaku Kepala SMA N 2 Pati yang telah memberi izin dalam pembuatan karya tulis ini.
2.
Ibu
Sri Andayani selaku guru sejarah
3.
Ibu
Dwi Sihati,S.Pd. selaku wali kelas X-1.
4.
Semua Bapak dan Ibu guru serta karyawan
SMA N 2 Pati.
5.
Kedua orang tuaku.
6.
Seluruh teman-teman.
Serta semua
pihak yang terlibat dalam pembuatan karya tulis ini, tanpa bantuan, dorongan dan semangat
mungkin karya tulis ini tidak selesai dengan hasil yang maksimal. Penulis
menyadari bahwa karya tulis ini masih ada kekurangan meskipun penulis sudah
berusaha semaksimal mungkin. Hal
ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki.
V
Oleh karena itu
tidak ada kata-kata yang lebih baik melainkan saran dan kritik yang
membangun dari seluruh pembaca. Akhirnya penulis mohon maaf atas segala
kekurangan dan kesalahan, serta
penulis berdo’a semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya. Amiin.
Pati , 02 Januari
Penyusun,
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………..I
HALAMAN
PENGESAHAN…………………………………………………………….II
MOTTO…………………………………………………………………………………...III
PERSEMBAHAN……………………………………………………………………..…IV
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………V
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………….VI
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………………...1
A.
Latar Belakang Masalah.…………………………………………………............1
B. Rumusan
Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan
Penelitian.…………………………………………………………...........1
D. Manfaat
Penelitian..................................................................................................1
BAB II.TELAAH PUSTAKA.........................................................................................2
A. Tradisi.....................……………………………………………………………...2
BAB III.METODE
PENELITIAN................................................................................2
BAB IV.PEMBAHASAN...…………………………………………………………….3
A.
Asal
– Usul............................................................................................................3
IV
BAB V.PENUTUP……………………………………………………………………...4
A.
Simpulan………………………………………………………………………....4
B.
Saran..........................……………………………………………………………5
LAMPIRAN.....................................................................................................................6
BAB I
PANDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar(Koentjaraningrat,1990: 45).
Setiap kebudayaan yang dimiliki manusia mempunyai tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal, meliputi :1.bahasa,2.sistem pengetahuan,3.organisasi sosial,4.sistem peralatan hidup dan tehnologi,5.sistem mata pencaharia hidup,6.sistem religi,dan7.kesenian.
Dalam masyarakat yang sudah maju, norma-norma dan nilai-nilai kehidupan dipelajari melalui jalur pendidikan baik secara formal maupun non formal, sedangkan pada masyarakat tradisional cara bersosialisasi berbentuk upacara tradisional.Upacara tradisional adalah kegiatan sosial yang melibatkan para warga masyarakat dalam usaha mencapai tujuan keselamatan bersama.
Upacara tradisional sebagai bagian internal dari kebudayaan masyarakat pendukungnya dan kelestarian hidup memiliki fungsi dalam pembinaan sosial budaya warga.
Makna dan nilai dalam upacara tradisional mencerminkan asumsi yang baik yang dapat dipakai dalam pengendalian sosial.Mereka akan puas dan bangga bila telah melaksanakan upacara tradisional yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya untuk melestarikan leluhur.Untuk itu diupayakan,dipertahankan dan melakukan pembinaan terhadap generasi secara terus menerus.
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar(Koentjaraningrat,1990: 45).
Setiap kebudayaan yang dimiliki manusia mempunyai tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal, meliputi :1.bahasa,2.sistem pengetahuan,3.organisasi sosial,4.sistem peralatan hidup dan tehnologi,5.sistem mata pencaharia hidup,6.sistem religi,dan7.kesenian.
Dalam masyarakat yang sudah maju, norma-norma dan nilai-nilai kehidupan dipelajari melalui jalur pendidikan baik secara formal maupun non formal, sedangkan pada masyarakat tradisional cara bersosialisasi berbentuk upacara tradisional.Upacara tradisional adalah kegiatan sosial yang melibatkan para warga masyarakat dalam usaha mencapai tujuan keselamatan bersama.
Upacara tradisional sebagai bagian internal dari kebudayaan masyarakat pendukungnya dan kelestarian hidup memiliki fungsi dalam pembinaan sosial budaya warga.
Makna dan nilai dalam upacara tradisional mencerminkan asumsi yang baik yang dapat dipakai dalam pengendalian sosial.Mereka akan puas dan bangga bila telah melaksanakan upacara tradisional yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya untuk melestarikan leluhur.Untuk itu diupayakan,dipertahankan dan melakukan pembinaan terhadap generasi secara terus menerus.
Masyarakat Sukolilo memiliki upacara tradisi Meron
yang merupakan gabungan antara unsur-unsur agama islam dengan budaya Jawa atau
kejawen.Tradisi Meron dilaksanakan untuk menghormati hari maulud nabi dan
memberi hiburan kepada rakyat Sukolilo.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah :
1. Bagaimanakah asal – usul tradisi meron ?
Rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah :
1. Bagaimanakah asal – usul tradisi meron ?
2.
Faktor
apakah yang melatarbelakangi pelaksanaan Tradisi Meron di Desa Sukolilo?
3.
Apa sajakah tujuan dan fungsi tradisi meron?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis “TRADISI MERON di SUKOLILO”adalah:
Tujuan penulisan karya tulis “TRADISI MERON di SUKOLILO”adalah:
1. Untuk
mengetahui asal – usul Tradisi Meron.
2. Untuk memperkenalkan Tradisi Meron di Desa Sukolilo kepada pembaca.
2. Untuk memperkenalkan Tradisi Meron di Desa Sukolilo kepada pembaca.
3. untuk menambah pengetahuan
tentang tradisi di sekitar kita.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan karya tulis ini adalah :
1. Untuk melengkapi tugas sejarah tahun pelajaran 2012/2013
2. Untuk memperkenalkan budaya masyarakat setempat
3. Untuk memperkaya budaya bangsa khususnya budaya daerah
Manfaat penulisan karya tulis ini adalah :
1. Untuk melengkapi tugas sejarah tahun pelajaran 2012/2013
2. Untuk memperkenalkan budaya masyarakat setempat
3. Untuk memperkaya budaya bangsa khususnya budaya daerah
1
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Tradisi (Bahasa Latin: traditio, "diteruskan") atau kebiasaan,
dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan
untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat,
biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang
paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari
generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa
adanya ini, suatu tradisi dapat punah.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
Dalam penelitian hingga penyusunan
karya ilmiah ini digunakan metode ilmiah
penelitian survei dilaksanakan dengan menggunakan
literature (kepustakaan).
A.
Penelitian survai
Survai digunakan untuk
mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang terhadap topik
atau isu-isu tertentu. Ada 3 karakter utama dari survai : 1) informasi
dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa aspek
atau karakteristik tertentu seperti : kemampuan, sikap, kepercayaan, pengetahuan
dari populasi; 2) informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (umumnya
tertulis walaupun bisa juga lisan) dari suatu populasi; 3) informasi diperoleh
dari sampel, bukan dari populasi. Tujuan utama dari survai adalah mengetahui
gambaran umum karakteristik dari populasi.
2
B.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah
yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak
akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam
penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti
mengguakan beberapa metode dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya
penuh.
BAB IV
PEMBAHASAN
Asal-usul tradisi meron
Pati dan Mataram mempunyai hubungan
kekerabatan yang baik. Mereka sepakat mengembangkan Islam yang subur dan
menentang setiap pengaruh kekuasaan asing. Banyak pendekar sakti mataram yang
didatangkan ke Pati untuk melatih keprajuritan Karena itu mereka harus tinggal
berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun di Pati.Ada seseorang bernama Ki Suta
Kerta yang menjadi demang Sukolilo. Meskipun ayah dan kakeknya berasal dari
Mataram dia belum pernah mengenal bumi leluhurnya. Tapi dia
bersukur tinggal di Pesantenan karena kotanya juga makmur.Sebaliknya saudara Ki
Suta yang bernama Sura Kadam ingin berbakti pada Mataram. Diapun pergi ke
Mataram, ketika sedang bersiap menghadap Sultan, ada keributan. Ada seekor gajah mengamuk dan telah
menewaskan penggembalanya. Sura Kadam pun berusaha mengatasi
keadaan. Dia berhasil menjinakkan gajah dan menunggaginya, dia diangkat menjadi
punggawa Mataram yang bertugas mengurus gajah. Suatu hari
Sura Kadam bertugas memimpin pasukan Mataram menaklukkan Kadipaten Pati.
Setelah perang usai Sura Kadam pun menjenguk sudaranya di kademangan
Sukalilo. Demang Sura Kerta terkejut dan ketakutan. Dia takut ditangkap dan
diringkus. Sura Kadam mengetahui hal itu dan menjelaskan bahwa maksud
kedatangannya adalah untuk menyambung tali persaudaraan dan dia sudah
membaktikan diri pada Mataram. Dia minta ijin supaya para prajurit diijinkan
menginap di kademangan Sukolilo sambil menunggu saat yang tepat untuk kembali
ke Mataram, Sura Kadampun mengusulkan supaya mengadakan acara semacam sekaten
untuk menghormati Maulud Nabi dan memberi hiburan pada rakyat. Kemudian mereka membuat gelanggang
keramaian seperti sekaten. Rakyat menyambutnya
dengan gembira. Karena itulah keramaian itu disebut meron yang berasal dari
bahasa jawa rame dan iron-tiron-tiruan.
Dalam arak-arakan acara tersebut, diiring beberapa
gunungan yang sangat khas, karena terbagi menjadi tiga bagian.
3
- Bagian teratas adalah mustaka yang berbentuk lingkaran bunga aneka warna berisi ayam jago atau masjid] Ayam jago menyimbolkan semangat keprajuritan, masjid merupakan semangat keislaman, dan bunga simbol persaudaraan.
- Bagian kedua gunungan itu terbuat dari roncean atau rangkaian ampyang atau kerupuk aneka warna berbahan baku tepung dan cucur atau kue tradisional berbahan baku campuran tepung terigu dan tepung. Ampyang melambangkan tameng atau perisai prajurit dan cucur lambang tekad manunggal atau persatuan.
- Adapun bagian ketiga atau bawah gunungan disebut ancak atau penopang. Ancak itu terdiri ancak atas yang menyimbolkan iman, ancak tengah simbol islam, dan ancak ba wah simbol ikhsan atau kebaikan.
BAB
V
PENUTUP
A.
Simpulan
1.
Masyarakat Jawa sebagai golongan etnis di Indonesia
sangat memegang teguh tradisi.Hal ini tercermin dalam sikap hidup masyarakat Sukolilo
yang termasuk sebagian kecil masyarakat Jawa yang masih memegang teguh
tradisi,antara lain Tradisi Meron yang dilaksanakan setiap setahun sekali
tepatnya saat Maulid Nabi.
2.
Latar belakanng dilaksanakannya Tradisi Meron adalah
Mataram ingin menaklukkan Pati yang di pimpin oleh saudara dari Demang
Sukolilo,Suro Kandam.Setelah perang usai,dia ingin menjaga persaudaraan dengan
Demang Sukolilo,sehingga dia memutuskan untuk menginap di Sukolilo.Karena
bertepatan dengan Maulid Nabi,dia menyuruh untuk mengadakan upacara slametan
dan untuk menghibur warga setempat yang disebut Meron.
4
4
B.
Saran-Saran
Dari hasil penelitian ini, saran yang dapat disajikan penulis adalah :
1. Tradisi Meron sebagai suatu kegiatan tradisi di desa Sukolilo yang bertujuan untuk mengormati para leluhur mereka serta untuk memperingati Maulid Nabi dan juga untuk menghibur rakyat sekitar.
2. Tradisi Meron sebagai peninggalan leluhur hendaknya selalu dilestarikan dan dipupuk supaya bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman yang modern seperti saat ini.
3. Tradisi Meron juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan tahunan bagi warga setempat dan bisa bekerja dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan agar keberadaan Tradisi Meron tidak ubah oleh waktu dan bisa dinikmati para turis dan generasi yang akan datang.
Dari hasil penelitian ini, saran yang dapat disajikan penulis adalah :
1. Tradisi Meron sebagai suatu kegiatan tradisi di desa Sukolilo yang bertujuan untuk mengormati para leluhur mereka serta untuk memperingati Maulid Nabi dan juga untuk menghibur rakyat sekitar.
2. Tradisi Meron sebagai peninggalan leluhur hendaknya selalu dilestarikan dan dipupuk supaya bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman yang modern seperti saat ini.
3. Tradisi Meron juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan tahunan bagi warga setempat dan bisa bekerja dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan agar keberadaan Tradisi Meron tidak ubah oleh waktu dan bisa dinikmati para turis dan generasi yang akan datang.
5

LAMPIRAN
6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar